Jumat, 11 September 2009

Cerita Tentang Vespa Noordin M Top

Dalam perang terorisme ini Kauman menjadi tempat yang disorot pula. Ada-ada saja cara mengobok-obok Kauman. Seperti kejadian Vespa mogok. Ceritanya ada sebuah vespa yang diparkir dan ditinggalkan pemiliknya begitu saja. Hal ini sontak menggegerkan warga Kampung Krajan Barat, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Warga yang dicekam langsung saja menghubungkan Vespa warna hijau bernomor polisi AA-4069-CA dengan Noordin M. Top, orang yang sedang dicari pihak berwajib.

Menurut situs Suaramerdeka.com, kendaraan bermotor itu dititipkan di warung makan Tirta Risky, Jl Boja-Kaliwungu sejak Rabu (15/7) lalu dan sudah menginap sehari tapi belum juga diambil pemiliknya.

Selain itu, ada dugaan sepeda motor yang tampak tidak terawat itu disebut-sebut dikendarai oleh orang yang paling dicari di Indonesia, Noordin M Top. Pasalnya, wajahnya pemiliknya ada kemiripan dengan foto Noordin M Top yang disiarkan di televsi.

Di badan Vespa tersebut terdapat sejumlah coretan, seperti bertuliskan ”Jet Arab”, ”Abdul Mujib Harun”, ”Wasiyat Jangan Dijual”. Selain itu, terdapat beberapa angka 17. Di mana tragedi bom JW Marriot dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta terjadi pada 17 Juli. Tak ayal, hal itu muncul kecurigaan terhadap pemilik sepeda motor tersebut.

Menurut kesaksian warga, pada Rabu (15/7), sekitar pukul 13:00 ada orang mendorong vespa berhenti di depan rumahnya. Kemudian sepeda motor tersebut diperbaiki. Namun, orangnya tidak segera pergi, melainkan menitipkan sepeda motornya ke warung Bu Sri.

“Awalnya, saya kira dia orang gila. Namun, setelah ada bom di Jakarta, saya melihat tayangan di telivisi wajahnya mirip sekali Noordin M Top, tepatnya gambar yang paling pojok sendiri,” ujar Ny Alfian, warga Kampung Krajan Barat.

Dia mengungkapkan, orang tersebut terlihat gagah, namun suaranya agak pelo. Laki-laki itu mengenakan jaket tentara, baju putih, kaos warna hitam, celana panjang, sarung, dan sepatu serta membawa sebuah tas.

Sri Kurnianingsih, pemilik warung makan itu mengatakan, pihaknya tidak mengenal pemilik vespa tersebut. Sebab, saat menitipkan sepeda motornya ia tidak membuka helm.

”Saya tidak menyatakan dia adalah Noordin atau lainnya. Orang tersebut hanya bilang dari Grabag mau ke Kaliwungu. Dan, ia akan mengambil vespanya pada Jumat lalu, namun hingga kini belum diambil,” ungkapnya.

Menurut seorang warga Grabag, Magelang Jawa Tengah, sejak berita ini, maka masjid tempatnya beraktivitas sering dikunjungi orang tak dikenal. “Pura-pura baca koran tapi matanya jelalatan,” katanya.

Seorang aktivis Islam di Jawa Tengah sebut saja Abdullah, menuturkan. Kasus Vespa itu sebenarnya hanya pintu masuk untuk mengobok-obok. Saat ini memang Jawa Tengah menjadi target. Maka kejadiannya tidak akan jauh-jauh akan di sekitar Jawa Tengah.

Karena itu dapat dipahami bila kali ini hati-hati berbicara. Karena rekan-rekannya yang diwawancarai televisi sangat kecewa sekali. Karena wawancara itu seakan-akan menjadi pembenaran bagi pemberitaan yang sudah diplot. Meski begitu dia meyakini bahwa aksi-aksi bom belakangan ini terjadi di luar kontrol. “Mereka generasi baru yang boleh dibilang liar,” katanya.

Karena liar jadi mudah ditunggangi. Dia meyakini bahwa para DPO itu sebenarnya orang-orang yang kere. Jadi tidak bisa pergi jauh-jauh. Punya uang 100 ribu saja sudah bagus.

Persoalannya, bagi umat Islam memuliakan tamu itu suatu kewajiban. Seperti Anda datang ke tempat saya. lalu besok atau lain waktu ada dari Sabili yang meliput ke Jawa Tengah tapi bukan Anda. Lalu Anda menitipkan pada saya. Bagaimana mungkin saya menolak. “Persoalannya ketika teman Anda datang, ternyata sudah ada skenario lain,” katanya menganalisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar